Sabtu, 07 Mei 2011

pra proposal

Nama : Mirza Aslam (B05208042)
Kosma : Sosiologi 6F2
Judul :MOBILITAS SOSIAL PEDAGANG PASAR (Studi Tentang Deskripsi Sosial Pedagang Pasar Induk Puspa Agro ,Desa Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, Jatim).

A. Latar Belakang Penelitian
Dalam dunia modern yang saat ini banyak orang melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang lebih sukses dan memungkinkan mereka melakukan suatu jenis pekerjaan yang paling cocok dari diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa memiliki hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila sebaliknya tingkat mobiitas sosial lebih rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terpenjara dalam status nenek moyang mereka yang telah diwariskan secara turun temurun. Maka bisa dikatakan mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Itulah salah satu alasan mengapa mereka para pedagang berjualan di pasar induk puspa agro yang berlokasi di Desa Jemundo, Sidoarjo. Dengan mobilitas sosial tersebut jelas mereka menginginkan perpindahan dari kelas sosial satu menuju kelas sosial yang lebih baik.
Pasar juga mengalami perubahan, perubahan tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran-pergeseran dalam segala hal. Sehingga pasar juga dapat dikatakan mengalami mobilitas sosial. Terjadinya mobilitas sosial yang demikian disebabkan oleh masyarakat kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan- kelembagaan, saling tergantung organisasi-organisasi dan tingginya diferensiasi sosial. Biasanya mobilitas sering terjadi di kota dibandingkan di daerah pedesaan.
Pasar-pasar tradisional yang ada sebelum pasar induk puspa agro dianggap dengan kondisi yang memprihatinkan, sepanjang jalan akses antara penjual satu dengan penjual lainnya yang becek terutama pada musim hujan, serta kumuh dan tidak teratur tersebut membuat konsumen tidak nyaman dengan pelayanan dan fasilitas yang tersedia, sehingga daya tarik terhadap pembeli kurang maksimal dan mengakibatkan pendapatan pedagang relative rendah. Sedangkan pendapatan pedagang Pasar Induk Puspa Agro meningkat karena kondisi pasar sekarang bersih dan teratur. Sehingga konsumen tertarik untuk berbelanja di sini, dan status sosial pedagang Pasar Induk Puspa Agro juga meningkat. Walaupun ada juga sebagian kelompok pedagang yang mengeluh karena sepinya pembeli yang dating ke stand kecuali hari sabtu dan minggu saja. Secara otomatis pendapatan mereka lebih rendah dibandingkan ketika menempati pasar sebelumnya. Dengan adanya kondisi pasar yang bersih, teratur, dan disediakannya kenyamanan antara penjual dan pembeli tersebut, apakah ada pergeseran status sosial dan nilai ekonomisnya bagi para pedagang Pasar Induk Puspa Agro.
Dari beberapa fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pergeseran status sosial. Yang dimaksud status sosial adalah merubah standard hidup para pedagang, artinya kenaikan penghasilan tidak menaikkan status sosial secara otomatis melainkan akan merefleksikan suatu standard hidup yang lebih tinggi. Status sosial pedagang di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila mereka tidak mengubah standard hidupnya, misalnya jika mereka tetap hidup dengan pola sederhana ketika masih berdagang di pasar tradisional sebelumnya. Selain meneliti pergeseran status sosial tentunya juga tingkat kesejahteraan pedagang yang ada di Pasar Induk Puspa Agro.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang pedagang Pasar Induk Puspa Agro setelah pindah dari pasar-pasar tradisional sebelumnya?
2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial pedagang Pasar Induk Puspa Agro?
3. Bagaimana kondisi pedagang Pasar Induk Puspa Agro pada saat ini?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mobilitas sosial pedagang, perpindahan pedagang menuju pasar baru di Pasar Induk Puspa Agro Sidoarjo.

D. Definisi Konsep
1. Mobilitas sosial
Menurut Paul B Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial satu menuju ke kelas sosial lainnya atau bisa dikatakan pindah dari strata satu ke strata yang lainnya. Mobilitas sosial mudah terjadi terutama pada masyarakat yang terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya pada masyarakat yang tertutup kemungkinan pindah strata lebih sulit. Misalnya pada masyarakat feudal atau pada masyarakat yang menganut system kasta. Pada masyarakat yang menganut system kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah maka untuk selamanya ia berada pada system kasta yang paling rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki keahlian ataupun kemampuan. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata yang lain yang lebih tinggi.
Beberapa variabel mobilitas sosial
a. Mobilitas sosial secara horizontal, maksudnya ialah peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Mengenai mobilitas sosial secara horizontal jika direlasikan dengan pedagang Pasar Induk Puspa Agro maka para pedagang telah melakukan gerak sosial dari pasar tradisional ke Pasar Induk Puspa Agro tanpa mengubah status sosialnya.
b. Mobilitas sosial secara vertikal, maksudnya ialah perpindahan individu atau objek- objek sosial dari suatu kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
• mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing). Jika direlasikan dengan pedagang Pasar Induk Puspa Agro maka masuknya pedagang-pedagang yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi karena di anggap mempunyai wawasan lebih dalam berdagang.
• mobilitas sosial vertikal ke bawah ( social sinking). Jika direlasikan dengan pedagang Pasar Induk Puspa Agro maka seorang pedagang membentuk organisasi baru yang memungkinkan dia menjadi ketua dari organisasi tersebut, sehingga status sosialnya naik.
2. Pasar
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli. Adapun syarat- syarat terjadinya pasar meliputi, antara lain: adanya penjual, adanya pembeli, tersedianya barang yang diperjualbelikan, dan terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pasar memiliki sejumlah fungsi dalam kegiatan ekonomi. Fungsi pasar dalam kegiatan ekonomi meliputi tiga hal, yaitu pertama fungsi distribusi, yang dimaksudkan adalah mendekatkan jarak antara konsumen dan produsen dalam melakukan transaksi. Kedua, fungsi pembentukan harga, yang dimaksudkan adalah dalam proses tawar menawar, keinginan kedua pihak digabungkan untuk menentukan harga kesepakatan atau harga pasar. Ketiga, fungsi promosi, yang dimaksudkan adalah tempat yang paling tepat untuk promosi produk-produk baru kepada calon pembeli hanyalah pasar, karena pasar setiap hari banyak dikunjungi oleh pembeli sehingga semua sudut pasar merupakan tempat yang strtegis digunakan untuk kegiatan promosi.
3. Pedagang
Pedagang adalah orang yang melakukan kegiatan untuk menjual barang dagangannya. Pedagang biasanya melakukan berbagai aktivitas untuk berjualan maupun untuk merawat barang dagangannya supaya cepat laku terjual, kelihatan menarik untuk dibeli, serta menawarkan barang dagangannya kepada pembeli yang melintas di depan standnya. Para pedagang di Pasar Induk Puspa Agro menjual berbagai barang dagangannya seperti sayur mayur, buah- buahan, rempah-rempah, dan berbagai lauk pauk. Di pasar ini mereka berjualan selama kurang lebih 24 jam dan itupun dilakukan setiap hari dan sebagian para pedagang juga tidak mengenal hari libur, ini semua dilakukan karena kebutuhan konsumen yang harus diadakan setiap hari.
E. Kerangka Teoritik
1. Teori Modernisasi
Modernisasi telah mencakup suatu transformasi kehidupan bersama yang tradisional menuju ke arah modern. Menurut gagasan Phil Astrid, bahwa “ modernisasi adalah proses menggunakan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan”. Proses modernisasi bukan bersifat mengadakan perubahan besar dalam masyarakat, melainkan mempergunakan perubahan dan mengarahkannya pada kemajuan dan perbaikan nasib manusia, di mana demi hasil sebaik-baiknya manusianya sendiri secara mental juga harus disiapkan.
Modernisasi sebagai gerakan sosial sesungguhnya bersifat revolusioner, yaitu perubahan cepat dan secara besar-besaran dari tradisional ke modern. Selain hal tersebut modernisasi juga berkarakter kompleks (melewati banyak cara dan disiplin ilmu), sistematik, menjadi gerakan global yang akan mempengaruhi semua manusia, melalui proses yang bertahap untuk menuju suatu yang homogenisasi dan bersifat progresif.
Setidaknya modernisasi mengandung tiga makna, pertama makna umum yaitu sebagai perubahan sosial progresif apabila masyarakat bergerak maju menurut skala kemajuan yang diakui. Kedua, makna lebih khusus secara historis yaitu sebagai modernitas telah melakukan transformasi sosial, politik, ekonomi, dan cultural. Ketiga modernisasi dalam arti khusus yaitu hanya mengacu pada masyarakat tertinggal dan menggambarkan upaya mereka untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat yang maju, dengan kata lain modernisaasi menggambarkan gerakan dari pinggiran menuju pusat masyarakat modern.
David Mc Clelland, Ia adalah seorang tokoh pertumbuhan ekonomi sosial sering dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam teori modernisasi. Atas dasar refleksi Mc Clelland terhadap tesis Max Weber, jika etika protestant menjadi pendorong pertumbuhan di Barat, analog yang sama juga dapat untuk melihat pertumbuhan ekonomi sosial. Rahasia pikiran Weber tentang etika protestant menurutnya adalah the need for achievement (N’ach). Dengan itu Mc Clelland menyimpukan bahwa khayalan ada kaitannya dengan dorongan dan perilaku dalam kehidupan masyarakat, yang dimaksud N’ach, yaitu nafsu untuk bekerja secara baik, bekerja tidak demi pengakuan sosial, melainkan dengan dorongan kerja demi memuaskan hati dari dalam.
Teori modernisasi ini digunakan oleh peneliti dengan mempertimbangkan yang menjadi objek penelitian adalah mobilitas pedagang. Sesuai dengan perkembangannya, pasar Induk Puspa Agro mengalami perkembangan yang begitu pesat. Para pedagang dapat meningkatkan statusnya dengan keahlian-keahlian tertentu yang dimiliki, yaitu dengan cara memperbanyak kreativitas dan inovasi baru, tentu saja hal itu didapat dengan adanya pengalaman dan pendidikan yang cukup. Usaha-usaha tersebut tidak cukup untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pedagang, tapi diselingi dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut sesuai dengan keyakinan masing-masing pedagang. Seperti halnya orang Islam melakukan sholat dan berdo’a agar segala usahanya dapat bejalan lancar dan barokah. Secara otomatis mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dalam kehidupan setiap harinya.
2. Teori Pilihan Rasional
Teori pilihan rasional James S. Coleman dalam bukunya Ritzer tampak jelas dalam gagasan dasarnya, bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditetentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Maka teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktorpun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor.
Teori pilihan rasional ini tanpa disadari telah digunakan oleh pedagang, karena pedagang mempunyai pilihan dimana mereka akan berdagang. Mereka memilih pasar Induk Puspa Agro untuk dijadikan tempat berdagang karena mereka menganggap bahwa barang dagangannya akan terjual dan mendapatkan untung yang banyak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Tidak lain adalah mempunyai tujuan untuk menggambarkan suatu fenomena tertentu dengan bertumpu pada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan pelaku secara holistik atau utuh.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Whifney dalam Moh. Nazir metode deskriptif merupakan suatu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Oleh karena itu, pendekatan kualitatif lebih cocok dengan fokus penelitian, di mana penelitian ini bukan dalam rangka pengujian hipotesis untuk memperoleh signifikansi atau tidaknya perbedaan atau hubungan antar variabel, melainkan hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif ini memberi gambaran tentang keadaan suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Tingkat analisis dalam penelitian ini hanya sampai pada taraf deskripsi, yakni menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Oleh sebab itu peneliti lebih memilih metode penelitian kualitatif, karena peneliti lebih merasa bahwa metode yang digunakan itu sesuai dengan objek penelitiannya, dimana di dalamnya sudah tidak perlu lagi menggunakan atau menyebarkan angket, berpandangan bahwa dengan sibuknya pedagang berjualan maka penyebaran angket sulit untuk dilakukan, dan karena peneliti akan lebih mengutamakan melakukan observasi atau pengamatan langsung selama lima hari, selain itu pula peneliti juga akan melakukan wawancara secara langsung dengan orang-orang yang bersangkutan tidak lain adalah pedagang pasar Induk Puspa Agro.
Lalu alasan mengapa peneliti tidak menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena jelas bahwa metode tersebut tidak sesuai lagi dengan objek penelitian yang peneliti lakukan. Dan selain itu dalam penelitian ini nantinya tidak perlu lagi memerlukan rujukan pada ilmu alam yang sifatnya statis tetapi peneliti nantinya akan merujuk pada ilmu sosial yang sifatnya lebih dinamis.
Kemudian dilanjutkan dengan berusaha untuk merasakan apa yang dialami objek, atau melakukan partisipasi yang mendalam dari researcher atau istilah lainnya adalah verstehen dengan begitu sudah tidak ada alasan lagi mengapa tidak menggunakan metode kuantitatif, yaitu karena ketidaksesuaian dengan objek penelitiannya.

2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti ialah Pasar Induk Puspa Agro yang berlokasi di Desa Jemundo, Kabupaten Sidoarjo. Dan peneliti juga sengaja memilih daerah tersebut karena memang penelitiannya berkenaan dengan judul penelitiannya, yaitu “MOBILITAS SOSIAL PEDAGANG PASAR (Studi Tentang Deskripsi Sosial Pedagang Pasar Induk Puspa Agro , Desa Jemundo, Sidoarjo, Jatim)”, selain itu faktor yang mendukung peneliti untuk meneliti di lokasi tersebut karena lokasi tidak sebegitu jauh dari kediaman peneliti, hal itu akan mempermudah peneliti untuk menjalani penelitian.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data. Sesuai yang dikonsepsikan oleh Lofland and Lofland .
a. Kata-kata, ialah diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara oleh pedagang pasar Induk Puspa Agro.
b. Tindakan, ialah tindakan yang dilakukan oleh pedagang pasar.
c. Sumber Data, ialah sumber data yang langsung didapatkan dari informan yaitu pedagang pasar Induk Puspa Agro, lalu memberikan datanya kepada peneliti.
4. Tahap- Tahap Penelitian
a. Tahap pra Lapangan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apa yang perlu diketahui dan disebut juga tahap orientasi untuk memperoleh gambaran umum. Yaitu dilakukan dengan prosedur:
• Menyusun rancangan penelitian
• Memilih lapangan penelitian
• Mengurus perizinan
b. Tahap Lapangan
Pada tahap ini peneliti memasuki proses pengumpulan data yang digunakan untuk mempertajam masalah dan untuk di analisis dalam rangka memecahkan masalah.
c. Analisis Data
Hasil penelitian sebelum dan sesudah terkumpulkan perlu di cek kebenarannya agar tidak terjadi keragu-raguan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data yaitu membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data , terdiri dari:
a. Metode kepustakaan
b. Metode observasi
c. Metode wawancara
d. Metode dokumentasi.

6. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data hal pertama yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan anaisis data seperti apa yang diungkapkan Bodgan dan Biklen. Bahwa peneliti akan berupaya menganalisis data dengan jaan bekerja dengan data, meng-organisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Adapun proses bejalannya peneliti akan dilakukan seperti apa yang diungkapkan Seidel sebagai berikut:
a. Peneliti akan mencatat yang berupa catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya dapat ditelusuri.
b. Peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistensiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeks data yang diperoleh.
c. Peneliti akan membuat kategori data agar mempunyai makna, mencari sekaligus membuat temuan-temuan umum. Sesuai dengan jenis penelitian yang menjadi pilihan peneliti, yaitu penelitian kualitatif.








G. Pedoman wawancara
1. Dengan siapa saja Anda berdagang di Pasar Induk Puspa Agro?
2. Apa yang menjadi alasan Anda berdagang di Pasar Induk Puspa Agro?
3. Apa perbedaan pasar tradisional yang dulu dengan Pasar Induk Puspa Agro?
4. Bagaimana persaingan dagang antara pasar sekarang dengan pasar yang dulu?
5. Selain berdagang, bagaimana meningkatkan perekonomian keluarga?
6. Apakah menurut Anda terdapat peningkatan penghasilan selama berjualan di pasar ini?
7. Menurut Anda faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya naik atau turunnya penghasilan?
8. Diantara sekian Blok, mana yang menurut Anda paling strategis?
9. Bagaimana menurut Anda prospek dari pasar ini?
10. Apakah hasil Anda berdagang, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari keluarga Anda?
11. Dengan berdagang di pasar ini, apakah status sosial Anda naik atau bahkan turun?
12. Ketika status sosial Anda sudah naik, apakah itu tujuan dari berdagang di pasar ini?






DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour, 2003, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
J. Moelang, Lexy, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian ,Jakarta: Ghalia Indonesia
Ritzer George dan J. Goodman Douglas, 2004, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media.
Soehartono, Irawan, 1995, Metode Penelitian Sosial; Suatu Trknik Penelitian Bidang Kesejahteraan dan Ilmu Sosial Lainnya ,Bandung: Remaja Rosdakarya
Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press.
Soelaman, Munandar, 1992, Ilmu Sosial Dasar Teori Dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: PT. Eresco.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sztompakaa, Piotr, 2005, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada.
S. Susanto, Phil Astrid, 1983, Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial, Jakarta: Bina Cipta.

Minggu, 17 April 2011

psikoanalistis freud-organisasi

Hampiran Psikoanalitis
Hampiran psikoanalitis ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personaitasnya atau kebribadiannya. Sigmund Freud ialah pelopor dari psikoanailits ini. Dia menandaskan bahwa hamper semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun kegiatan tertentu dari mental ini dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Hampiran psikoanalitis dari Freud ini sebenarnya bercermin atas adanya suatu pandangan konflik dari perilaku manusia. Konsepsi tentang adanya manusia menurut kepercayaan orang barat, bermula dari adanya konflik di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kepercayaan ini secara tradisional terpateri dalam perjuangan antara baik dan buruk. Dua haL ini akan selalu berjuang untuk saling mengalahkan, dan ingin menguasai badan raga dan manusia.
Namun, suatu penjelasan yang lebih berarti dan sistematis mengenai konflik tersebut, adalah penjelasan yang dikembangkanndan dikenal sebagai teori Sigmund Freud. Menurut Dia susunan personalitas seseorang itu dapat dijelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Ia percaya bahwa ada tiga hal yang saling berhubungan, dan yang seringkali berlawanan. Konsep psikoanalitisnya merangkum tiga hal tersebut, yakni: Id, Ego, dan Superego.
1. Konsepsi Id
Pada dasarnya Id adalah subsistem dari kebribadian. Ia adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu system. Misalnya, keinginan untuk menghargai ketua organisasi dan keinginan untuk mencarinya bisa saja terjadi dan dilakukan oleh seorang anggota organisasi secara simultan pada saat tertentu.
Id secara tetap merupakan upaya untuk mendapatkan penghargaan, pemuasan, dan kesenangan. Upaya ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agresi. Libido mengarah pada hubungannya dengan keinginan kesenangan- kesenangan sedangkan Agresi sendiri mendorong Id kearah kerusakan, termasuk diantaranya keinginan berkuasa. Pada individu-individu yang berkembang dewasa dan matang, mereka belajar untuk mengendalikan Id nya jangan sampai berkembang menjadi pengrusak, untuk itulah agama mengajarkan agar keimanan pada Tuhannya senantiasa dipupuk, dan dibina secara sempurna.
2. Konsepsi Ego
Kalau Id di depan diterngkan sebagai sumber dari ketidaksadaran manusia, maka Ego menunjukkan sebaliknya. Ia mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalikan dua system lainnya (Id dan Superego) dengan cara berinteraksi dengan lingkungan luar.
Ego bertujuan untuk melindungi kehidupan ini dengan cara menafsiri dan menggali apa yang terjadi di dalam lingkungan luar, sehinnga Ego menjadi sadar tentang apa yang terjadi di dunia dan apa yang di alaminya.
Ego akan bereaksi terhadap keinginan-keinginan Id dengan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah keinginannya itu dapat memuaskan atau tidak. Jika tidak maka Ego menekankan keinginan- keinginan tersebut ke tempat yang memungkinkan tercapainya realitas.
Dengan demikian Ego mencoba untuk menafsiri kenyataan di dunia ini untuk kebutuhan Id dengan mempergunakan cara-cara yang intelek dan penalaran.
3. Konsepsi Superego
Superego sebenarnya adalah kekuatan moral dari personalitas. Ia adalah sumber norma yang tidak sadar menilai dari semua aktivitas ego, Superego menetapkan suatu norma yang memungkinkan Ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Ia juga dapat bertindak sebagai mediator terhadap hukuman dari penyimpangn-penyimpangan norma. Superego berkembang dari interaksinya ego dengan masyarakat.
Kesadaran dalam superego dikembangkan lewat penyerapan dari nilai-nilai cultural dan moral dalam masyarakat. Sebenarnya, orang tua merupakan salah satu factor yang amay penting di dalam pengembangan superego dari anak-anak. Setelah anak-anak mampu melewati cinta pada orang tua, maka mereka kemudian secara tidak sadar akan mengidentifikasikan sesuatu itu dengan moral dan nilai orang tuanya.

Kamis, 02 Desember 2010

perempuan dalam dunia industri :Gender

BURUH PEREMPUAN DI INDUSTRI
SUATU KAJIAN DAN ANALISIS GENDER
LATAR BELAKANG

Menyikapi Inpres No. 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional. Bahwasanya konsep ini adalah salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, bertujuan mempersempit dan bahkan meniadakan kesenjangan gender.
Maka hal yang melatar balakangi kami dalam penelitian ini perkembangan perempuan dewasa ini yaitu masuknya perempuan di dunia kerja. Isu-isu di dunia kerja menjadi isu tersendiri. Perempuan berpendidikan terbatas memasuki pekerjan di pabrik atau sektor informal lainnya. Dalam penalitian ini isu permasalahan perempuan ingin menjelaskan permasalahan perempuan yang bekerja di industri . Perkembangan industri sebagaimana kita ketahui banyak sekali menyerap tenaga kerja perempuan. Mereka bukan hanya menerima perlakuan tidak adil dalam hal upah dan fasilitas kerja, tetapi juga tidak memperoleh perlindungan yang seharusnya sebagaimana diamanatkan undang-undang. Bergerak dari kondisi tersebut bagaimanakah gambaran buruh perempuan di industri berdasarkan perspektif gender.
Buruh Perempuan merupakan fenomena dari kapitalisme modern.
Pada satu sisi masuknya perempuan ke dalam sektor industri ini dilihat sebagai proses pembebasan berupa emansipasi perempuan memasuki dunia kerja, sehingga bisa lepas dari belenggu pekerjaan domestik yang cukup membebani perempuan dari sektor beban kerja. Pada sisi lain kondisi buruh ini masih sangat memprihatinkan yaitu masih pada persoalan yang bersifat klasik yaitu kondisi upah yang masih sangat rendah, hal ini belum lagi di tambah dengan persoalan-persoalan lain seperti kesehatan. Berbeda dengan laki- laki yang dari dulu sudah bekerja di dunia kerja, sehingga mereka sudah lebih siap dari perempuan. Inilah suatu problem dengan tidak disetarakan berbagai aspek antara laki- laki dan perempuan di dunia kerja.

Sabtu, 27 November 2010

makna kritik, kritik dalam arti marxian, dan kritik positivistis

Makna Teori Kritis
Pada dasarnya teori kritis berawal dari sebutan pemikiran – pemikiran Madzab Frankfurt. Sepengatahuan saya Teori kritis merupakan kritik ideologi, yang berarti suatu refleksi diri untuk membebaskan pengetahuan manusia bila pengetahuan itu jatuh dan membeku pada salah satu kritik, apakah transendental (jauh dari dunia empiris) ataupun empiris.
Menurut Habermas (salah satu tokoh teori kritis) teori kritis suatu metodologi yang berdiri di dalam ketegangan dialektis antara filsafat dan sosiologi. Secara tidak langsung teori kritis tidak berhenti pada fakta obyektif sperti dianut teori teori positivistis. Teori kritis hendak menembus realitas social sebagai fakta sosiologis, serta menemukan kondisi- kondisi yang bersifat transcendental yang melebihi data empiris.
Teori kritis juga bersifat historis dan tidak melepaskan data yang diberikan oleh pengalaman kontekstual. Jadi teori kritis tidak hendak jatuh pada metafisika yang beterbangan. Maka teri kritis merupakan dialektika antara transcendental yang bersifat empiris.

Kritik Dalam Arti Marxian
Marx memandang, kritik yang dikemukakan dalam filsafat Hegel tidak jelas sekaligus memusingkan karena konsep sejarahnya tidak akan membuahkan apa- apa disebabkan hanya berupa sejarah teori. Marx juga menekankan idealism Hegel menjadi materialism sejarah yang bersifat praktis emansipatoris.
Marx membuat konsep tentang materialism sejarah. Di mana apa yang terjadi di suatu masyarakat dan historis ialah manusia- manusia berjasad yang bekerja dengan alat- alat kerja untuk memproduksi ekonomi.
Makna kritik yang dicetuskan oleh Mark tidak lain memiliki maksud usaha- usaha mengemansipasi diri dari penindasan serta keterasingan yang diproduk oleh hubungan –hubungan kekuasaan di suatu masyarakat.
Jadi kritik oleh Marx disandarkan di dalam lingkungan manusia berjasad yang memiliki tugas untuk memproduksi ekonomi atau biasa disebut materialism sejarah praxis emansipatoris, yang berarti praxis revolusioner yang dilakukan kaum perjuangan kelas (proletariat).




Kritik Fenomena dengan Kritik Dalam Arti Marxian
Sering kita melihat di televisi banyak para pekerja yang demo, dengan alasan menuntut gaji yang sesuai harapan mereka untuk menyelaraskan dengan harga- harga kebutuhan hidup yang terus melonjak tinggi. Tidak hanya itu saja yang mereka (proletar) keluhkan, melainkan juga atas kesadaran mereka yang merasa terus ditindas dan diperas tenaganya dengan upah yang rendah untuk bekerja dan surplusnya hanya dinikmati oleh kaum borjuis (kapitalis). Jika dianalisis melalui kritik marx, maka muncullah kontradiksi- kontradiksi antara kaum kapitalis yang ingin melestarikannya kekuasaanya dan kelas proletariat ingin membebaskan mereka dari penindasan dengan cara menghapus hak milik pribadi atas alat- alat produksi. Inilah perjuangan kelas buruh untuk mengemansipasi diri melalui revolusi social yang tidak dapat ditawar lagi.

Kritik Terhadap Positivisme
Bagi penulis positivisme tidak hanya sekedar pandangan positivis mengenai ilmu pengetahuan tetapi jauh lebih luas lagi, positivisme tidak lain sebagai cara berfikir yang menyentuh kesadaran masyarakat industri maju. Dengan memakai teori kritis maka kita akan berprihatin terhadap problematika rasionalitas masa kontemporer. Dengan teori kritis itu pula positivisme akan teratasi atau terselesaikan.
Pemahaman positivistis terhadap Ilmu- ilmu social mengandung hubungan politis yang sama beratnya dengan klaim- klaim politis lain sebab pemahaman itu berfungsi dalam mengawetkan status-quo masyarakat.
Positivistis dengan prinsipnya rasio instrumental yang menganggap manusia yang menciptakan suatu alat, misalnya perakit pistol hanya membuat berbagai jenis pistol namun mereka tidak mengakui bahwasanya pistol itu digunakan untuk kegiatan apa, itu semua adalah sebuah kebohongan yang luar biasa. Coba dipikirkan lebih lanjut.
Meskipun positivisme memisahkan antara pengetahuan dan kehidupan praktis manusia, serta sukses gemilang yang berhasil dicapai oleh metode ilmu- ilmu alam dalam menjelaskan fakta membawa serta keyakinan bahwa ilmu pengetahuan merupakan bentuk pengetahuan sejati, itu semua merupakan saintisme yang berarti menyamakan pengetahuan dengan ilmu pengetahuan, dan bagi penulis tidak ada pengetahuan yang sejati dan murni netral.

Senin, 15 November 2010

korban merapi dan kurban idul adha 1431 h

KORBAN MERAPI DAN KURBAN BINATANG DI IDUL ADHA 1431 H

Hari raya Idul Adha 1431 H telah dirayakan dengan suka cita. Bagi yang berduit bersuka cita karena bisa berkorban yang relevan dengan kemampuannya. Sedangkan bagi korban merapi bersuka cita disertai duka karena hari raya pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Makanya hari raya, di pengunsian merapi dijadikan sebagai momentum untuk membangun kebersamaan dan kebahagiaan sekaligus meningkatkan semangat hidup.

Dinamakan hari raya kurban, karena peristiwa ini menandai terhadap upacara ritual yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s., yang dianggap sebagai kakek moyang agama Semitis, untuk melakukan upacara menandai rasa syukurnya karena pengorbanan putranya, Ismail a.s., yang diganti dengan domba dari surga karena kehendak Allah.

Di dalam ibadah kurban tidak hanya terdapat dimensi ritual vertical kepada Allah semata, akan tetapi juga mengandung makna ritual horizontal. Sebagai ibadah ritual vertical, tentu saja harus didasari oleh keyakinan akan kebenaran ajaran Islam ini.

Ibadah ini semula dilakukan oleh Ibrahim a.s., dan kemudian diabsahkan di dalam Islam melalui perilaku Nabi Muhammad s.a.w. yaitu dengan diberlakukannya ibadah kurban yang menyertai pelaksanaan ibadah shalat Id.

Di hari raya kurban ini, ternyata ada suatu problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Yaitu bencana alam dengan meletusnya Gunung Merapi di Jogyakarta. Bencana alam ini seakan mendera negeri ini di tengah keinginan untuk melanjutkan pembangunan bangsa.

Bencana alam tentu dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kejadian yang memang mesti terjadi, seperti halnya gunung merapi meletus, memang secara sunnatullah harus terjadi. Ini merupakan bagian dari ketentuan Allah, bahwa Gunung Berapi memang memiliki peluang yang besar untuk meletus. Hanya waktunya saja yang Allah sendiri yang mengetahuinya. Sedangkan di sisi lain, ada bencana yang memang disebabkan oleh ulah manusia, seperti halnya banjir bandang yang disebabkan oleh penggundulan hutan, sebagaimana banyak kasus yang terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu, berkurban yang sangat baik di tengah deraan bencana adalah dengan memberikan uluran tangan kita untuk membantu mereka yang berkesedihan. Bahkan juga mungkin akan menjadi semakin baik, jika orang menunda hajinya yang kedua, ketiga dan seterusnya untuk kemudian uangnya diberikan kepada para korban bencana. Jika ada yang seperti ini, maka inilah yang dinamakan muslim paripurna, yaitu orang yang mengutamakan kepentingan umat dibanding kepentingan ibadah privatnya kepada Allah.

Tidak hanya itu, bagaimana semuanya yang berduit masih membunuh banyak sapi saat Kita melihat orang-orang yang membutuhkan obat-obatan dan makanan dan pakaian dan atap di atas kepala korban merapi?

Pada akhir pemikiran Saya, yaitu masalah sosial. Bukan terjemahan harfiah dari Qurban seperti kebanyakan muslim hari ini mengikuti mainstream. Islam adalah bagi mereka yang berpikir. Allah memberikan kita dengan otak, pikiran dan cerdas. Mari menggunakan, bersama-sama dengan hati yang terbuka, untuk melakukan tindakan sosial , bukan menyalahkan benar atau salah dalam menerapkan arti Qurban. Saya percaya, itu adalah semangat berbagi apa yang Anda menghargai dan berbagi dengan orang lain dalam nama social.

Semoga harapan Saya, besok setelah sholat ied hewan kurban yang disembelih dan dimasak oleh relawan korban merapi, makanan itu dibagi-bagikan kepada para pengungsi . Namun, tidak semua hewan itu diolah menjadi makanan. Sebagian hewan kurban yang dipotong itu didistribusikan secara merata ke posko pengungsian lainnya. Dan yang terakhir, bagi yang belum kurban Saya harapkan bias mewujudkannya dalam bentuk lain, seperti yang sudah Saya sebutkan di atas.

LAKSANAKAN SHOLAT IDUL ADHA 1431 DAN PEDULI KORBAN MERAPI

Sabtu, 13 November 2010

TEORI KLASIK SOSIOLOGI

THE GRAND THEORIES DARI BEBERAPA TOKOH SOSIOLOGI KLASIK

A. Latar Belakang
Berangkat dari kesadaran penulis akan diketahuinya bahwasanya jika sebuah ilmu yang diterima dan tidak ditransformasikan ke orang lain maka ilmu itu akan sia-sia bahkan dengan sendirinya akan hilang terhembus oleh seiring berjalannya waktu. Tidak hanya berangkat dari sisi itu saja, melainkan menanggapi dari himbauan daripada beberapa dosen yang khususnya berkelumit dibidang sosiologi, untuk para mahasiswa sosiologi supaya hafal terhadap beberapa tokoh serta teori sosiologi kritis. Dalam pemikiran berbagai tokoh ini memiliki karakter yang berbeda-beda untuk memahami kenyataan-kenyataan social.Dan yang saya ketahui selama ini tentang apa itu teori ialah suatu alat untuk memahami kenyataan dan sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik anatara gejala yang hendak diteliti, sehingga problematika- teori tersebut semoga bisa mencerahkan bagi pembaca.
B. Beberapa Tokoh dan Teori Besar Sosiologi Klasik

1. EMILE DURKHEIM

Grand father Durkheim ini lahir di Epinal, Prancis Timur pada 15 April 1858. Dia telah menulis buku sejumlah empat exemplar untuk mengukuhkan dirinya sebagai sosiolog yang maha besar.Diantara Buku-bukunya ialah “The Division of Labour in Society”, “The Religius Life”. Diantara teorinya ialah:

a. Teori Bunuh Diri (Suicide)

Penyebab suicide bukanlah karena penyakit kejiwaan, dan bukan disebabkan akibat imitasi, bukan pula ada hubungannya dengan alkoholisme, dan bukan juga orang melakukan bunuh diri arena kemiskinan. Namun ada hubungannya antara pengaruh integrasi social terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, dan merupakan hasil dar pengaruh factor social pula. Di sini akan saya uraikan beberapa jenis bunuh diri; pertama “Egoistic suicia”, disebabkan adanya rasa kepentingan sendiri lebih besar daripada kepentingan kesatuan sosialnya. Kedua “Anomie Suicide” disebabkan suatu situasi di mana terjadi satu keadaan tanpa aturan dengan bertemunya nilai lama dengan nilai baru. Ketiga “Altruistic Suicide”, disebabkan kepentingan masyarakat lebih tinggi dan kerelaan berkorban demi kelompok.

b. Teori Tentang Agama

Asal mula agama menurut grand father Durkheim berasal dari masyarakat sendiri. Setiap masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sacral dan hal-hal yang dianggap profane (duniawiah). Enrut Durkheim orang- orangf yang mempelajari agama tidaklah mempelajari hakikat agama itu sendiri, melainkan yang dipelajari hanyalah hasil dari interprestasi orang lain yaitu para filsuf agama. Misalnya orang yang mempelajari Agama Kristen, pastilah selalu bertemu dengan interprestasi yang dikemukakan oleh Calvin, dan begitu juga orang yang mempelajari Agama Islam akan bertemu dengan ajaran Nabi Muhammad.

2. KARL MARX
Grand father Marx lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di Trier, Jerman. Yang perlu diketahui dari marx ialah dia merupakan filsuf yang dilahirkan dari kaum borjuis dan justru sebagai penentang nomer wahid kaum borjuis, sungguh mulia perjuangan kelas dari marx. Karya- karya (buku) eliau antara lain; “The Messery of philosophy”, The Poverty of Philosophy”, “Manifesto Komunis dan Das Kapital”. Buku terakhir inilah yang paling termashur. Diantara teorinya ialah:
a. Teori Kelas

Kelas yang dimaksud ialah sekelompok orang –orang yang mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi produksi, yang dibagi menjadi dua yaitu kelas borjuuis (pemilik modal) dan kelas proletar (pekerja atau buruh). Di mana pada dasarnya kaum borjuis telah menindas, mengekspoitasi tenaga buruh dengan gaji yang sangat rendah dan surplusnya dinikmati sendiri oleh kaum borjuis. Mark menyatakan bahwa kelas proletar harus mengembangkan kesadaran kelas, apabila kondisi terpuruk dan tercekik yang dibutuhkan untuk itu telah ada dan mendorong untuk menyatakan bahwa kaum borjuis tidak mampu mengembangkan kesadaran yang sama bagi kepentingan kolektif mereka karena adanya persaingan yang ketat antara produsen- produsen kapitalis.

b. Teori Alienasi

Alienasi (keterasingan) dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana manusia dikuasai oleh kekuatan- kekuatan yang tercipta dari kreasinya sendiri, yang merupakan kekuatan yang melawan manusia itu sendiri. Manusia yang teralienasi itu akan tersing dari hubungannya dengan masyarakat. Bila orang berkonfrontasi dengan dirinya sendiri, dengan sendirinya dia juga bertentsangan dengan orang- orang lain. Apabila hubungan seseorang terhadap kerjanya baik, maka dengan sendirinya hasil kerjanya akan baik pula. Dengan begitu manusia yang teralienasi adalh merupakan manusia yang sebenarnya hidup di dalam suatu dunianya yang tidak terhayati oleh dirinya sendiri. Dan dalam suatu masyarakat yang merenggang, seluruh cara berpikir manusia serta kesadarannya pada umumnya hanya merupakan bayangan dari keadaan dirinya sendiri, serta kedudukannya dalam proses produksi di mana dia berada.
3. MAX WEBER

Grand father Weber dilahirkan pada tanggal 21April 1864 di Erfurt, Jerman. Dengan beberapa karyanya, yaitu: “wirtscafht und Gesellscaft” ; “Gesammelte tlehre”, dan “Sosiology of Religion”.

Teori Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme

The protestan Ethic and the Spirit of Capitalism, merupakan Essay Weber yang menggemparkan hingga sampai sekarang telah menjadi bahan penggunjingan yang controversial bagi kehidupan ilmiah yang tak habis- habisnya.

Ajaran- ajaran protestan menunjukkan bahwa spirit protestan di dalam etika praktis sehari- hari, identik dengan spirit kapitalisme modern. Tuhan menciptakan alam dan manusia adalah untuk kemegahan Tuhan sendiri. Jadi secara tidak langsung manusia berkewajiban untuk bekerja bagi kemegahan Tuhan dan menciptakan kerajaan Tuhan di dunia.

Menurut Weber, penganut Agama Protestan menganggap kesenangan adalah merupakan sesuatu yang timbale balik, sebaliknya untuk mengagungkan Tuhan orang harus berhemat. Semangat protestan seperti ini identik edngan semangat kapitalisme modern yang pada pokoknya menganggap bahwa bekerja keras adalah merupakan suatu panggilan suci bagi kehidupan manusia.



Karakteristik dari spirit kapitalisme modern

1. Adanya usaha- usaha ekonomi yang diorganisir dan dikelila secara rasional.
2. Berkembangnya produksi untuk pasar.
3. Produksi untuk massa dan melalui massa.
4. Produksi untuk uang.
5. Etos- etos dan efisiensi, menuntut pengabdian manusia kepada panggilan kerja.

Kritik sehat dan saran e-mail to: mirza_top69@yahoo.co.id