Minggu, 17 April 2011

psikoanalistis freud-organisasi

Hampiran Psikoanalitis
Hampiran psikoanalitis ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personaitasnya atau kebribadiannya. Sigmund Freud ialah pelopor dari psikoanailits ini. Dia menandaskan bahwa hamper semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun kegiatan tertentu dari mental ini dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Hampiran psikoanalitis dari Freud ini sebenarnya bercermin atas adanya suatu pandangan konflik dari perilaku manusia. Konsepsi tentang adanya manusia menurut kepercayaan orang barat, bermula dari adanya konflik di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kepercayaan ini secara tradisional terpateri dalam perjuangan antara baik dan buruk. Dua haL ini akan selalu berjuang untuk saling mengalahkan, dan ingin menguasai badan raga dan manusia.
Namun, suatu penjelasan yang lebih berarti dan sistematis mengenai konflik tersebut, adalah penjelasan yang dikembangkanndan dikenal sebagai teori Sigmund Freud. Menurut Dia susunan personalitas seseorang itu dapat dijelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Ia percaya bahwa ada tiga hal yang saling berhubungan, dan yang seringkali berlawanan. Konsep psikoanalitisnya merangkum tiga hal tersebut, yakni: Id, Ego, dan Superego.
1. Konsepsi Id
Pada dasarnya Id adalah subsistem dari kebribadian. Ia adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu system. Misalnya, keinginan untuk menghargai ketua organisasi dan keinginan untuk mencarinya bisa saja terjadi dan dilakukan oleh seorang anggota organisasi secara simultan pada saat tertentu.
Id secara tetap merupakan upaya untuk mendapatkan penghargaan, pemuasan, dan kesenangan. Upaya ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agresi. Libido mengarah pada hubungannya dengan keinginan kesenangan- kesenangan sedangkan Agresi sendiri mendorong Id kearah kerusakan, termasuk diantaranya keinginan berkuasa. Pada individu-individu yang berkembang dewasa dan matang, mereka belajar untuk mengendalikan Id nya jangan sampai berkembang menjadi pengrusak, untuk itulah agama mengajarkan agar keimanan pada Tuhannya senantiasa dipupuk, dan dibina secara sempurna.
2. Konsepsi Ego
Kalau Id di depan diterngkan sebagai sumber dari ketidaksadaran manusia, maka Ego menunjukkan sebaliknya. Ia mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalikan dua system lainnya (Id dan Superego) dengan cara berinteraksi dengan lingkungan luar.
Ego bertujuan untuk melindungi kehidupan ini dengan cara menafsiri dan menggali apa yang terjadi di dalam lingkungan luar, sehinnga Ego menjadi sadar tentang apa yang terjadi di dunia dan apa yang di alaminya.
Ego akan bereaksi terhadap keinginan-keinginan Id dengan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah keinginannya itu dapat memuaskan atau tidak. Jika tidak maka Ego menekankan keinginan- keinginan tersebut ke tempat yang memungkinkan tercapainya realitas.
Dengan demikian Ego mencoba untuk menafsiri kenyataan di dunia ini untuk kebutuhan Id dengan mempergunakan cara-cara yang intelek dan penalaran.
3. Konsepsi Superego
Superego sebenarnya adalah kekuatan moral dari personalitas. Ia adalah sumber norma yang tidak sadar menilai dari semua aktivitas ego, Superego menetapkan suatu norma yang memungkinkan Ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Ia juga dapat bertindak sebagai mediator terhadap hukuman dari penyimpangn-penyimpangan norma. Superego berkembang dari interaksinya ego dengan masyarakat.
Kesadaran dalam superego dikembangkan lewat penyerapan dari nilai-nilai cultural dan moral dalam masyarakat. Sebenarnya, orang tua merupakan salah satu factor yang amay penting di dalam pengembangan superego dari anak-anak. Setelah anak-anak mampu melewati cinta pada orang tua, maka mereka kemudian secara tidak sadar akan mengidentifikasikan sesuatu itu dengan moral dan nilai orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar